Baiklah kami sedikit akan menerangkan tentang STBM Sunting.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Stunting/Kerdil adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa.
Baca juga tertaik dengan :
Baca juga tertaik dengan :
Penanganan Sunting Terpadu Tahun 2018
Surat Tugas Pramuka untuk Mengikuti Undangan Pertemuan STBM Sunting Lintas Sektor
Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.
Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata.
Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Anak Stunting (PKGBM)
Buku Ringkasan STBM Stunting |
Wakil Presiden Republik Indonesia-Pengantar
Anak Indonesia masa depan harus sehat, cerdas, kreatif, dan produktif. Jika anak-anak terlahir sehat, tumbuh dengan baik dan didukung oleh pendidikan yang berkualitas maka mereka akan menjadi generasi yang menunjang kesuksesan pembangunan bangsa. Sebaliknya jika anakanak terlahir dan tumbuh dalam situasi kekurangan gizi kronis, mereka akan menjadi anak kerdil (stunting).
Kerdil (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (Bawah 5 Tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Situasi ini jika tidak diatasi dapat mempengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan.
Penanganan stunting perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Masyarakat Umum, dan lainnya. Presiden dan Wakil Presiden berkomitmen untuk memimpin langsung upaya penanganan stunting agar penurunan prevalensi stunting dapat dipercepat dan dapat terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
Buku “100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting)” ini memuat daftar Kabupaten/Kota yang menjadi prioritas penanganan stunting untuk tahun 2017 dan 2018. Buku
ini dimaksudkan sebagai rujukan bagi pemangku kepentingan untuk mengalokasikan sumber daya pada wilayah prioritas dengan mempertimbangkan berbagai kondisi terkait stunting di wilayah tersebut.
Saya harapkan Para Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota agar menggunakan buku ini untuk memfokuskan seluruh kegiatan yang dapat mengurangi stunting pada wilayah prioritas ini.
Secara jelas tentang Buku Ringkasan STNM Stunting dapat dilihat pada tayangan slide di bawah ini.
Silahkan unduh/download linknya di bawah ini.
Keseluruhan informasi dan data pada level kabupaten/kota, desa dan rumah tangga ini tentunya akan sangat bermanfaat memastikan efektifitas alokasi anggaran dan ketepatan sasaran intervensi. Harapannya, jika informasi dan data ini dimanfaatkan sebagaimana mestinya, penurunan angka stunting secara signifikan akan bisa dicapai dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
0 Response to "Buku Ringkasan STBM Stunting"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung