Opini : KEBERADAAN SEBUAH MEJA
GURU
Pendidikan berkarakter pada dasarnya
tidak hanya sekedar menyampiakan ilmu pengetahuan, keterampilan, atau
memberikan sebuah nilai-nilai berupa angka-angka atau hanya hasil dari
menghitung, membaca, menulis, menggambar dan kerajinan semata. Tetapi harus
lebih dari itu yaitu memberikan pendidikan
secara mendalam diantanya memberikan peneladanan, penerapan, pengawasan, kepada
peserta didik secara tidak terpaksa juga harus berkelanjutan sehingga peserta
didik menjadi insan yang berkarakter, baik dalam perilaku, sosialisasi, beretika dalam kehiupan
sehari-hari.
Suri tauladan seorang guru sangat
diperlukan dalam pembentukkan karakter peserta didik, bahkan keteladanan guru
menjadi syarat utama. Jangan berharap seorang guru berhasil mendidik peserta
didik apabila guru tersebut tidak mempunyai keteladanan yang baik. Bahkan pada
masa sekarang sebagai orang tua/wali murid harus selektif dalam memilih dan
memilah harus dimasukan kesekolah mana anaknya. Sehingga jangan sekolahkan
anak-anaknya ke sekolah yang guru-gurunya tidak patut diteladani, atau guru-gurunya
tidak mampu berbuat dan memberikan contoh teladan yang baik kepada peserta
didik. Tetapi orang tua/wali perlu menilai guru-gurunya yang mempunyai
sifat/karakter yang baik, memang hal ini tidaklah mudah untuk menilai seorang
guru, tapi paling tidak sebagai orangtua/wali siswa perlu mencari,
berinteraksi, dan membaca biodata guru-guru yang berada di suatu sekolah
tersebut.
Untuk mempermudah memahami karakter
seorang guru dan bisa dibuktikan secara logis dan hasilnya juga bisa dijadikan pegangan/pertimbangan,
yaitu kita harus memperhatikan keberadaan meja guru tersebut dan itu bisa
menetukan keberadaan karakter guru pemiliknya.
Inilah gambaran sebagai panduannya
sebagai berikut :
1. Meja lebih dari satu semuanya kotor
berantakkan
Guru ini memiliki sifat/karakter atau
bakat khusus sehingga memerlukan tempat yang luas
untuk menempatkan fasilitas yang dimilikinya. Tetapi guru ini tidak bisa menempatkan diri. Sehebat apapun bakatnta,
secerdas apapun kepadaiannya, sepentin apapun dirinya, tidaklah etis kalau menggunakan dua meja bahkan lebih dari
dua, juga guru ini lemah dan tidak bertanggung jawab dalam pekerjaannya, ini
dibuktikan dengan tempat/meja kerjanya
juga kotor dan berantakan, maka pekerjaannya juga tidak akan jauh berbeda
dengan kondisi mejanya.
2. Meja kotor penuh buku berantakkan
Kalau sepintas kita lihat
seolah-olah guru ini rajin, pintar atau pandai dan giat bekerja sebagai guru,
tetapi seorang guru yang rajin akan kelihatan mejanya rapi dan rajin
membersihkan, mebereskan mejanya. Bahkan buku pekerjaan anak menumpuk berati
dia malas dan tidak menghargai hasil kerja keras pekerjaan anak didiknya atau
tidak menghargai orang lain, ini bisa terjadi nilai-nilai laporan pendidikan kepada
orang tua/wali siswa juga ditembak alias dikira-kira. Buku-buku yang lain juga menumpuk berarti dua tidak fokus
terhadap pekerjaan dalam menyampaian pembelajaran sebagai profesinya. Majalah,
koran, helm, jaket, tudung, peci, kopeah, asbak rokok, ini menandakan seorang
guru yang jorok, tidak bisa
memperhatikan diri sendiri apalagi orang lain (anak didiknya). karena meja
kotor, sumpek akhirnya tidak betah di meja sendiri, sering menempati meja kursi
guru lainnya, ini mencerminkan suka mengatur tetatpi tidak pandai menerapkan
aturan pada dirinya sendiri. Pandai bermimpi tapi tidak bisa mewujudkan
impiannya.
3. Meja bersih buku tertata rapih
Meja mungil seorang guru merupakan
rumah guru yang mungil yang indah tertata rapih. bahkan dengan sendirinya seorang
guru akan menyenangi kebersihan dan kerapian, ketertiban dan akan merefleksikan
karakternya pada meja kepunyaannya. Mejanya akan bersih, buku tertata dengan
rapih di atas meja. Buku liannya
disimpan di dalam laci meja.
4. Meja kosong berdebu
Guru sepertinya malas duduk di kursi
kantor, lebih parah lagi guru ini malas
berangkat ke sekolah untuk melaksanakan sewajibannya mengajar. Guru ini
dihindari atau dijauhi, dibicarakan teman-temannya, bahkan mereka akan
antipati. Duduknya hanya sesaat akhirnya kursi muja itu kosong dan berdebu.
5. Tidak ada meja
Guru duduknya clek sana sini di
kursi mana saja yang kelihatan kosong, jika yang punya datang dia pindah duduk.
Guru ini teraniaya tidak mendapatkan perhatian dari kepala sekolah dan
teman-temannya. kesalahannya justru pada kepala sekolah dan rekan-rekannya yang
tidak toleran, ini terjadi kepada guru sukwan/honorer bahkan PNS juga ada.
6. Meja sering dipindah tanpa izin
Meja guru merupakan sebuah
privasi guru, tidak boleh pindah tempat tanpa izin termasuk membongkarnya.
Apabila ingin memindahkan apalagi membongkarnya harus seizin pemiliknya.
Guru yang mejanya sering dipindah
tanpa izin menggambarkan bahwa guru tersebut tidak dihargai oleh warga
sekolahnya.
Enam point menilai meja guru ini
merupakan hal yang kecil sebagai sumbangsih penulis kepada orangtua/wali siswa yang akan memilih
memasukkan anaknya. Selain itu orang tua juga harus melihat sebagai surveynya
ke lab, kelas, keadaan kantor, prestasi sekolah, bahkan prilaku seorang guru
dalam kesehariannya. Jangan lupa melihat
kantornya apabila kantornya kotor, bukunya menumpuk tidak tertata rapih, saran
penulis janganlah menyekolahkan anaknya kesekolah tersebut, karena sebagus
gurunya kalau tidak mencintai kebersihan, kerapihan, ketertiban, pendidikan
yang kita cita-cita maka hasilnya tidak akan oftomal.
Keenam point tentang meja guru itu,
hanya dijadikan satu alat saja dalam upaya memahami karakter guru.
Selama ini belum pernah penulis
mendengarkan pembicaraan tentang meja guru, baik dari kepala sekolah, rekan kerja atau guru, termasuk pengawas,
juga warga sekolah lainnya. Padahal mereka selalu melihat kondisi meja guru. Ada latar belakang
karakter guru di balik meja guru dengan berbagai kondisinya. Coba mulai
sekarang introfeksi supaya bisa berbenah
diri agar guru menjadi layak dan menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya.
Cibalong, 3 Maret 2016
Bunyamin
0 Response to "CONTOH ARTIKEL KEBERADAAN SEBUAH MEJA GURU"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung